Minggu, 07 Juni 2009

Harapan Presiden agar Prestasi Meningkat


JAKARTA, KOMPAS - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap, Liga Pendidikan Indonesia menghasilkan pemain berprestasi dan bibit pemain nasional. Harapan itu disampaikan Presiden saat meresmikan Liga Pendidikan Indonesia di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (5/6).

”Saya berharap agar Liga Pendidikan Indonesia benar-benar menjadi wahana untuk mencapai tujuan yang baik, tujuan untuk memperkuat karakter bangsa, tujuan untuk meningkatkan persatuan dan persaudaraan kita, dan tujuan meningkatkan prestasi keolahragaan di Tanah Air,” kata Presiden.

Peresmian itu ditandai dengan tendangan pertama (kick off) oleh Presiden pada laga ekshibisi tim pelajar DKI Jakarta versus Banten. Presiden didampingi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault serta Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo.

Hadir pula Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan mantan Ketua PSSI Agum Gumelar. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid tidak hadir dan digantikan Ketua Badan Liga Amatir PSSI Subardi. Menurut Subardi, Nurdin mengikuti Kongres FIFA di Nassau, Bahama, Amerika Selatan.

Liga Pendidikan Indonesia (LPI) adalah kompetisi antarpelajar SMP dan SMU serta mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia. Panitia menargetkan bisa menjaring 50.000 sekolah dari sekitar 70.000 sekolah sebagai peserta LPI.

Kompetisi itu akan digelar secara berjenjang, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, wilayah, hingga nasional. LPI

hasil kerja sama Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, dan PSSI.

Ekstrakurikuler

Sudibyo mengatakan, LPI merupakan ekstrakurikuler yang memperkaya integrasi dunia olahraga dengan pendidikan. Selain LPI, sudah ada Olimpiade Olahraga Nasional yang multicabang dan, kata Bambang, kini dirintis kompetisi bola basket.

Namun, berbeda dengan Olimpiade Olahraga Nasional yang didanai APBN, LPI diharapkan didanai masyarakat sendiri. Panitia menetapkan syarat pendaftaran sebesar Rp 750.000 bagi peserta.

Bambang menegaskan, tak ada keharusan bagi sekolah mengikuti LPI. ”Ini ekstrakurikuler, seperti seni budaya. Tak ada harus-harusan,” katanya. (SAM)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by Kader Pengembangan Moral Etika Pemuda Indonesia  |  Template by Blogspot tutorial